Jumat, 25 April 2014

GUS DUR, Presiden yang Kyai

Diposting oleh Unknown di 05.45

      
A.    Sejarah Singkat Gus Dur
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, lahir 7 September 1940 di Denanyar, Jombang, Jawa Timur dari K. H. Wahid Hasyim dan Ny. Hj. Sholehah. Gus Dur mulai belajar mengaji bersama kakeknya, K. H. Hasyim Asy’ari. Lalu  melanjutkan SD di Jakarta. Setelah itu, Gus Dur dikirim ke Jogja meneruskan di SMEP sambil mondok di Pesantren Krapyak. Merasa terkekang, Gus Dur ikut berdiskusi dengan Haji Junaidi, anggota Muhammadiyah. Setamat dari SMEP Gus Dur melanjutkan di Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah selama 2 tahun.
Lalu Gus Dur kembali ke Jombang dan tinggal di Pesantren Tambak Beras. 1963, Gus Dur menerima beasiswa  belajar di Universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Namun ia kecewa karena tidak langsung kuliah. Tahun 1966 ia diminta untuk mengulang studinya. Tahun 1971 Gus Dur ke Jerman dan Perancis sebelum kembali ke Indonesia tahun 1971.
Gus Dur kembali ke Jakarta bergabung dengan LP3ES dan menjadi jurnalis di Tempo dan Kompas. Pada 1974, Gus Dur menjadi guru di Pesantren Tambak beras. Pada 1977, ia bergabung di Universitas Hasyim Asyari sebagai dekan Fakultas Praktik dan Kepercayaan Islam. Lalu ia diminta berperan aktif menjalankan NU, awalnya ditolak lalu diterima. Pengalam politiknya berawal dari kampanye pemilu legislatif 1982 untuk PPP. Gus Dur ditugaskan NU untuk merespon isu Pancasila sebagai ideologi pada 1983. Ia keluar dari PPP dan tahun 1984 dipilih menjadi ketua PBNU. Pada 1987 ia menjadi anggota MPR dari Golkar. Gus Dur menjadi ketua PBNU lagi pada 1989. Pada 1991, beberapa anggota ICMI meminta Gus Dur bergabung, tapi ditolaknya. Pada 1991 Gus Dur melawan ICMI dengan membentuk Forum Demokrasi. Menjelang Munas 1994, Gus Dur menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga, Soeharto menentangnya. Lalu Gus Dur beraliansi politik dengan Megawati. Juli 1997 adalah awal krisis moneter, Soeharto mulai kehilangan kendali. Gus Dur didorong melakukan reformasi dengan Megawati dan Amien, namun terkena stroke (Januari 1998). Soeharto mundur pada 21 Mei 1998 digantikan Habibie. Gus Dur mendirikan PKB, pada 7 Februari 1999 resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presiden. 20 Oktober 1999 Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dan wakilnya Megawati. Semasa pemerintahannya Gus Dur banyak melakukan reformasi. Diantaranya membubarkan Departemen Penerangan dan Sosial, membuka hubungan diplomatik dengan Israel, tahun baru imlek menjadi libur opsional (2001), dll. 23 Juli 2001, MPR menggantikan Gus Dur dengan Megawati Soekarno Puteri. Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit.
B.       Visi dan Missi Gus Dur
Visi dan missi Gus Dur adalah gigih mempertahankan pluralisme Indonesia serta memperjuangkan perlindungan hak asasi masyarakat sipil dan hak kaum minoritas yang penting dilakukan untuk menjaga eksistensi NKRI.
C.      Gus Dur Tokoh Nasionalisme, Agama, dan Pluralisme
                 Presiden RI keempat ini juga disebut ‘Kyai yang Presiden’. Hal itu karena ia berasal dari Partai Islam, yaitu PKB. Sebelumnya ia aktif menjadi ketua NU Indonesia yang mengurusi tentang agama. Selain itu, ia juga aktif dalam nasionalisme dengan mengkritik rezin Soeharto. Idenya untuk mendirikan Partai Islam, PKB bisa menghantarkannya menjadi preiden RI keempat. Gus Dur juga tokoh pluralisme yang bertoleransi tinggi terhadap semua kalangan. Ia mempertahankan hak-hak asasi manusia baik yang mayoritas maupun yang minoritas (masyarakat Tionghoa).
D.      Nilai-Nilai yang Ada pada Diri Gus Dur
1.    Ketauhidan : sebagai ketutunan kyai Gus Dur mempunyai bekal agama yang kuat.
2.    Kemanusiaan : Gus Dur membiarkan Inul dengan goyang ngebornya dan peduli terhadak kaum minoritas (Tionghoa) karena rasa kemanusiaannya yang tinggi.
3.    Keadilan : Gus Dur sangat adil terhadap rakyatnya termasuk pada kaum minoritas (Tioghoa).
4.    Persaudaraan : Gus Dur mengunjungi Papua untuk meyakinkan para pemimpin papua dalam menggunakan nama Papua.
5.    Kesederhanaan : meskipun keturunan ‘darah biru’ dan seorang presiden RI tapi Gus Dur tetap sederhana dalam hidupnya.
6.    Ksatria : Gus Dur memohon maaf kepada semua korban yang dituduh sebagai PKI.
7.    Kearifan lokal : Gus Dur selalu percaya diri dengan pemikirannya kemanapun dan dimanapun.
E.       Saran
Dengan gaya yang tidak mau ambil repot, di masa kini sebaiknya Gus Dur bisa lebih menerapkan ilmu agamanya dalam pemerintahan. Mengingat masyarakat Indonesia yang sudah terpengaruh oleh budaya barat yang kurang baik.
F.       Kata Mutiara
“Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”.
“Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian”.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Una's Blog Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting